Bale Piyasan merupakan bangunan yang berbentuk persegi empat memanjang degan jumlah tiang 4 (empat) batang sebagai tempat menghias atau merangkai simbul,seperti Daksina Pelinggih,Arca,sebelum diistanakan pada bangunan suci dan tempat upakara yang akan dipersembahkan pada saat piodalan sebagai wujud bhakti. Sedangkan manifestasinya Sang Hyang Widhi yang berstana pada bangunan ini juga disebutkan yaittu Sang Hyang Wenang yang dalam pamerajan pasek padang subadra milik cintia disebutkan dalam kutipan artikelnya : Dari kata Wenang yang artinya segala manifestasi Sang Hyang Widhi bisa distanakan pada bangunan Bale Piyasan ini. Kampuh atau wastra yang digunakan pada Bale Piyasan yaitu berwarna putih kuning yang melambangkan kesucian.
Nama Object : Bale Piasan
Deskripsi Singkat : Di Bale Piyasan ini biasanya dipersembahka canang ajengan dan banten daksina. Pahyasan atau Piyasan ini oleh umat Hindu Bali dalam pura dan palinggih juga disebutkan selain berfungsi sebagai tempat menata gegaluha (menghiasi pratima-pratima) juga sebagai penghayat Dewa Samudhaya untuk dewa-dewa semuanya ataupun untuk dewa pratista dalam mengjhadirkan para dewata tersebut.
Deskripsi Detail : Bangunan Bale Piyasan merupakan salah satu bangunan Tradisional Bali,oleh karena itu filosifi bangunan Bale Piyasan hampir sama dengan bangunan Bali pada umumnya.Beberapa filosofi yang melandasi bangunan Bale Piyasan,yaitu : (1) Panca Maha Butha, bangunan Bali pada umumnya dan khususnya bangunan Bale Piyasan merupakan perwujudan dari makro kosmos,pada dasarnya alam merupakan rumah pada manusia,sehingga perwujudan bangunan Bale Piyasan didasarkan atas suasana dan unsur-unsur alam.Pemakaian bahan,perwujudan bentuk bangunan,maupun suasananya didasarkan atas unsur-unsur Panca Maha Butha yaitu pertiwi,apah,teje,bayu,maupun akasa.(2)Tri Angga, merupakan filosifi yang mempersonifikasikan bentuk bangunan sesuai tubuh manusia.Bangunan dianggap memiliki kepala,badan,dan kaki. Pada bangunan Bale Piyasan Bangunan Bale Piyasan merupakan salah satu bangunan Tradisional Bali,oleh karena itu filosifi bangunan Bale Piyasan hampir sama dengan bangunan Bali pada umumnya.Beberapa filosofi yang melandasi bangunan Bale Piyasan,yaitu : (1) Panca Maha Butha, bangunan Bali pada umumnya dan khususnya bangunan Bale Piyasan merupakan perwujudan dari makro kosmos,pada dasarnya alam merupakan rumah pada manusia,sehingga perwujudan bangunan Bale Piyasan didasarkan atas suasana dan unsur-unsur alam.Pemakaian bahan,perwujudan bentuk bangunan,maupun suasananya didasarkan atas unsur-unsur Panca Maha Butha yaitu pertiwi,apah,teje,bayu,maupun akasa.(2)Tri Angga, merupakan filosifi yang mempersonifikasikan bentuk bangunan sesuai tubuh manusia.Bangunan dianggap memiliki kepala,badan,dan kaki. Pada bangunan Bale Piyasan Bangunan Bale Piyasan merupakan salah satu bangunan Tradisional Bali,oleh karena itu filosifi bangunan Bale Piyasan hampir sama dengan bangunan Bali pada umumnya.Beberapa filosofi yang melandasi bangunan Bale Piyasan,yaitu : (1) Panca Maha Butha, bangunan Bali pada umumnya dan khususnya bangunan Bale Piyasan merupakan perwujudan dari makro kosmos,pada dasarnya alam merupakan rumah pada manusia,sehingga perwujudan bangunan Bale Piyasan didasarkan atas suasana dan unsur-unsur alam.Pemakaian bahan,perwujudan bentuk bangunan,maupun suasananya didasarkan atas unsur-unsur Panca Maha Butha yaitu pertiwi,apah,teje,bayu,maupun akasa.(2)Tri Angga, merupakan filosifi yang mempersonifikasikan bentuk bangunan sesuai tubuh manusia.Bangunan dianggap memiliki kepala,badan,dan kaki. Pada bangunan Bale Piyasan bagian kepala adalah atap, bagian badan adalah tiang dan parbha, sedangkan bagian kaki adalah bataran.
Pada bangunan Bale Piyasan terletak di bagian barat menghadap keselatan, bentuk banguan persegi empat memanjang yang memiliki struktur 4 tiang saka. Bale piyasan ini memiliki fungsi pada umumnya yaitu sebagai tempat menghias pretima,arca atau simbol-simbol, sebagai tempat pupulaning (berkumpul) dewata-dewati,betara-betari,serta tempat katuran bebantenan. Bahan yang dipakai dalam bangunan Bale Piyasan Saka Empat ini yaitu sudah menggunakan bahan modern seperti sekarang ini.Pada lantai Bale Piyasan Saka Empat menggunakan keramik yang berwarnah putih bagian dinding dan bataran menggunakan batu hitam,bagian atapnya yaitu pada penutup atap yang dulunnya menggunakan alang- alang sekarang menggunakan genteng serta hiasan murda ikut celedu dan bagian iga –iganya menggunakan kayu seseh/kelapa. Dilihat dari segi bahan Bale Piyasan Saka Empat ini sudah berubah menjadi bangunan yang modern sesuai fungsi zaman sekarang tetapi tata letak dan bentukya tetap dipertahankan sebagai nilai warisan leluhur.
Negara : Indonesia
Gaya : Arsitektur Bali Asli
Kondisi Bangunan : Terawat
Tingkat Kerusakan : 0%
Negara Lokasi : Indonesia
Provinsi : Bali
Kabupaten : Badung
Kecamatan : Mengwi
Desa / Kelurahan : Mengwi
Alamat : JL. Ayodya, Mengwi, Kec. Mengwi, Kabupaten Badung, Bali 80351
Garis Lintang (Latitude) : –
Garis Bujur (Longitude) : –
Pemilik : Pemda